Mimpi yang Memisahkan



Kali ini, satu hari telah berhasil dilalui kembali. Menambah satu kalimat untuk melengkapi sebuah paragraf dalam cerita kehidupanku. Tanpa sajak atau rima yang indah sehingga belum cukup mampu untuk memubuat orang lain tertarik. 

Hari ini dunia baru mulai terbuka. Teman baru, lingkungan baru, dan tanggung jawab baru. Cukup menyenangkan sampai mampu membuat nafsu makanku tidak lenyap siang tadi. Wajah wajah baru yang cukup ramah dan selalu melempar senyum. Wajah wajah baru yang sepertinya selalu siap untuk dilempar pertanyaan bodohku. Wajah wajah baru yang sepertinya selalu siap untuk direpotkan olehku. Beberapa wajah lama yang menyambutku dengan senyum selamat datang. Beberapa wajah lama yang seolah mengatakan selamat berjuang untuk sekedar menguatkan. 

Celotehan selingan ditengah peningnya kepala setelah ditempa ribuan ton material baru cukup mampu untuk melancarkan aliran darah di otak. Patut disyukuri untuk perjalanan hari ini. Banyak hal baru menghampiri.

Meskipun beberapa orang lama juga pergi di hari yang sama. Aku kehilangan beberapa orang yang membuatku merasa tidak rela karena kepergiannya. Setelah hampir satu tahun bersama, tanpa sadar mataku merekam semuanya, kepalaku menyimpannya lalu menyaringnya di dalam hati. 

Setelah hampir satu tahun melewati berbagai emosi bersama, kepergian menjadi terasa menyakitkan. Perpisahan meninggalkan luka yang belum kutemukan obatnya. "Jumpa?"Bukan, setahuku jumpa bukan jawaban. "Memaksa mereka untuk menetap?" Tidak juga, karena kepergian mereka menuju tempat yang lebih baik. Menuju mimpi yang sesungguhnya. 

Karenanya aku merelakan. Kuiringi kepergian kalian dengan doa tulusku. Belum, masih belum kutemukan obatnya. Namun, kuharap kesuksesan kalian akan menjadi obat yang paling mujarab. Tidak apa tidak bersama, tidak apa tidak bersua, asalkan kalian menemukan apa yang kalian inginkan. Ku harap aku juga segera menemuka apa yang aku inginkan. Agar aku juga segera melangkah.

Sungguh, aku akan merindukan kalian. Kebersamaan, canda, celotehan, curahan hati, kegilaan, semua emosi yang terluapkan. Terima kasih telah membuatku betah dan bertahan.

Semoga Tuhan menunjukkan jalan terbaik untuk kalian dan untukku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemarin

Aku