Postingan

Tidak. Kamu Harus Berhenti!

Gambar
Baru saja minggu lalu aku ingin menanyakannya secara langsung kepadamu. Baru kususun kalimat pengakuan agar tidak membebani dan membuatmu merasa tidak nyaman. Masih tersimpan rapi dalam draft ponselku. Sayangnya draft pengakuan tersebut hanya akan tersimpat dalam ponselku kini dan mungkin sampai nanti. Selamanya tersimpan? ah sepertinya tidak. Namun sampai saat ini akan tetap kusimpan, sampai aku rela. Waktu itu adalah jam makan siangku di kantor. Aku memesan ayam geprek Barokah. Kuambil makananku di satpam bawah. Tiba tiba ponselku berkedip. Aku melihat namamu tertulis di layar ponselku. Nama paling favorit yang entah kenapa selalu membuatku senang sekaligus berdegup setiap kali membaca notifikasimu baik itu chat pribadi atau melalui group Whatsaap kita. Aahh aku senang. Lama tidak mendengar kabarmu. Aku memang sudah menyadari jika kita sudah tidak pernah bertegur sapa cukup lama baik melalui Whatsaap atau secara langsung. Sepertinya terakhir kali kita bertemu adalah pada saat di Jogj...

Bolehkah aku menyukaimu?

Gambar
" Bolehkah aku menyukaimu ?" Salah satu percakapan dalam drama korea yang sedang aku tonton musim ini. Kalimat sederhana, yang kalau kulogikan seharusnya sangat mudah untuk diucapkan. Menyukai seseorang adalah perkara yang tidak bisa ditawar, selama tidak menganggu kenyamanan orang tersebut. Sebagai perempuan, aku sendiri sejujurnya tipe yang tidak berani untuk berterus terang. Kerap kali memendam dan hanya memperhatikan dalam diam. Mendekatpun menjadi enggan, karena acap kali mulut menjadi gagap, detak jantung menjadi tak karuan, keringat dingin bercucuran. Persis seperti saat menghadapi dosen sidang kelulusan. Takut menunjukkan diri didepannya, bahkan hanya untuk sekedar berbincang santai. Mungkin sebenarnya lebih ke arah takut tertangkap basah jika sedang menyukainya.  Tapi mau sampai kapan memendam? Masalahnya memendamku seraya menunggu jawaban. Yang bahkan sebenarnya pertanyaannya saja tidak pernah aku lontarkan kepadanya. Bodohnya aku. Saat aku melihat drama korea terse...

Selayang Pandang

Gambar
Ambang Abuku Senandung diatas motor selama perjalanan Jogja-Magelang. Dulu mendengarkan musik adalah ritual wajib yang kulakukan setiap mengukur jalan Jogja-Magelang. Sangat menyenangkan dan bisa membangun mood sebelum bekerja. Entah mengapa akhir-akhir ini hal tersebut menjadi tidak asik lagi, terasa hambar. Membuat karya tangan macrame adalah hal produktif yang biasa kulakukan. Bahkan aku pernah bersemangat untuk menjadikannya sebagai pekerjaan sampinganku. Aku pernah dengan riang merancang bisanis kecil macrame agar bisa kukembangkan dengan harapan agar bisa membantu masyarakat sekitar untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan semangat aku membeli perlengakapan macrame setiap minggu dengan menyisihkan gajiku. Namun, kesenangan itu kini lenyap begitu saja, Tiba tiba hilang semangatku untuk memikirkan dan merancang semuanya. Aku tidak menemukan kesenangan lagi di dalamnya. Aku merasa lelah mengerjakannya, meskipun seringkali terbesit keinginan untuk memulainya kembali. Tapi saat in...

Kemarin

Gambar
Sepertinya baru kemarin aku masih mendengar dan melihatmu Sepertinya baru kemarin aku masih marasakan hangatnya sikapmu Sepertinya baru kemarin aku masih melihatmu berlalu lalang di depanku, dengan segala aktifitasmu Sejujurnya saat ini aku juga masih mendengar dan melihatmu dalam imajinasiku Aku masih merasakan hangatnya sikapmu dalam hatiku Aku masih melihatmu berlalu lalang di dalam kepalaku Baru saja kemarin aku memiliki seorang malaikat yang mampu menjadi tempatku bergantung.  Baru saja kemarin aku bisa percaya dan merasakan tulusnya cinta dari orang lain.  Baru saja aku berhasil meletakkan hatiku pada manusia lain. Sejauh ini aku menanggug semua lelahku sendiri, aku takut meluapan semunya kepada orang lain.  Aku takut membebani orang lain.  Aku takut mereka mengambil remeh atas apa yang menjadi masalahku.  Aku merasa sia sia dan tidak ada gunanya menceritakan luka dan lelahku kepada orang lain. Namun, tidak denganmu.  Kamu menerimaku dengan tangan ter...

Aku

Gambar
Pagi ini aku menyambangi kolase kolase masa lalu di dalam kepalaku. Aku menemukan bahwa ternyata perjalananku sejauh ini masih terlalu dini. Aku belum menemukan apa yang sesungguhnya ingin aku tuju. Seiring berjalannya waktu, seiring bertumbuhnya usia, seiring bertambahnya lika liku hidup, aku mulai menyadari bahwa pola pikirku menjadi semakin rumit. Aku terlalu bayak memikirkan sesuatu yang berada di luar kendaliku. Secara tidak sadar hal terasebut menjadi pembatas kebebasanku untuk bergerak maju. Aku takut, aku ragu, aku khawarir, aku merendahkanku. Aku sadar seharusnya aku tidak perlu memikirkan segala sesuatu yang berada diluar kendaliku, cukup fokus pada apa yang dapat kukendalikan. Namun seperti ada dua individu di dalam kepalaku. Ketakutan dan kekhawatiran itu selalu muncul meskipun di sisi lain kepalaku juga telah memberikan alarm untuk menghentikannya. Aku tidak suka sesuatu yang tidak sempurna. Dulu ketika aku ingin memulai sebuah projek, aku harus menyiapkan segala sesuatu d...

Makhluk Bernama Manusia

Gambar
Chapter kali ini aku ingin membahas tentang manusia. Manusia secara utuh, terlepas dari segala sisi baik dan buruknya. Manusia yang hakikatnya merupakan Makhluk Tuhan, maha karya yang luar biasa dari pencipta jagat raya. Betapa hebatnya Makhluk bernama manusia ini. Mereka mampu beradaptasi dengan segala kondisi, dengan sangat cepat. Mereka mampu mengikuti roda perputaran waktu dengan segala musim dan medan yang harus dilalui. Meskipun harus tergempur pada awalnya, namun akhirnya mereka mampu. Manusia, Makhluk dengan akal dan pikiran yang membuatnya berbeda dari Makhluk lainnya. Mereka mampu bertahan menyesuaikan medan kala itu. Si Miskin entah dengan cara apapun akhirnya mampu bertahan hidup di tengah revolusi industri yang semakin menggilas kehidupan. Si sebatang kara yang akhirnya dapat menemukan lingkungan dan keluarga baru yang dapat menerima dan mendukungnya di tengah era tenolologi yang menggiring setiap individu manjadi mehluk individualis. Si penakut yang akhirnya ber...

Mimpi yang Memisahkan

Gambar
Kali ini, satu hari telah berhasil dilalui kembali. Menambah satu kalimat untuk melengkapi sebuah paragraf dalam cerita kehidupanku. Tanpa sajak atau rima yang indah sehingga belum cukup mampu untuk memubuat orang lain tertarik.  Hari ini dunia baru mulai terbuka. Teman baru, lingkungan baru, dan tanggung jawab baru. Cukup menyenangkan sampai mampu membuat nafsu makanku tidak lenyap siang tadi. Wajah wajah baru yang cukup ramah dan selalu melempar senyum. Wajah wajah baru yang sepertinya selalu siap untuk dilempar pertanyaan bodohku. Wajah wajah baru yang sepertinya selalu siap untuk direpotkan olehku. Beberapa wajah lama yang menyambutku dengan senyum selamat datang. Beberapa wajah lama yang seolah mengatakan selamat berjuang untuk sekedar menguatkan.  Celotehan selingan ditengah peningnya kepala setelah ditempa ribuan ton material baru cukup mampu untuk melancarkan aliran darah di otak. Patut disyukuri untuk perjalanan hari ini. Banyak hal baru menghampiri. Meskipun beberapa...